0

Kediri pasca Gunung Kelud mbledos

Posted by Unknown on 21.36
Long weekend kali ini... kemana yaa... Hmmm gak bisa jalan-jalan, mudik pun jadi.
walaupun terbilang dekat, saya jarang sekali pulang ke Kediri. Ini kali pertama saya pulang setelah Gunung Kelud mbledos (Gunung Kelud Meletus).
Sedikit cerita... saya asli Pare-Kediri, separuh umur saya sekarang terlewati di Pare. Kota kecil gemar ripah loh jinawi di bagian timur Kediri. Perekonomian masyarakat didominasi oleh petani, pedagang dan pegawai menempati urutan selanjutnya. Sayang sekali saya belum khatam membaca Mojokuto yang ditulis Clifford Geertz, jadi belum bisa banyak cerita tentang Kota Pare tempoe dooeloe. Yang jelas Pare adalah kota kecil yang selalu ngangeni - kota kelahiran pastinya ngangeni bagi siapapun.
Nyaris tidak ada yang berbeda dari pasca meletusnya Kelud (13 Februari 2014), saya memang tidak berada diKediri waktu itu. Tapi di Surabaya juga terkena dampak hujan abu vulkaniknya. Saat itu saya membayangkan bagaimana kondisi Pare yang jaraknya hanya sekitar 60 km dari Kelud, kalau Surabaya bahkan Jogja juga terkena hujan abu vulkaniknya. Untung komunikasi dengan keluarga diKediri masih jalan, adik yang juga bergabung sebagai relawan menginformasikan kalau Pare baik-baik saja. Artinya tidak sampai mengungsi atau lari pontang-panting kesana kemari - lebay yak-
Bahkan Pare menjadi salah satu tempat pengungsian. Dampak yang berasa adalah kiriman hujan pasir, yang membersihkannya perlu waktu beberapa hari.
Kini.. 2 bulan pasca meletusnya Kelud, aktifitas kembali normal. yang berdagang kembali meramaikan pasar, yang belajar ya tetap kesekolah walau lupa tidak mengerjakan PR -colek adik saya-...
Pare selalu bangkit menata diri menjadi lebih baik... *SmaNgaT

Copyright © 2009 Ela Kholidin All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.